2.1 NUTRISI DAN KEBUGARAN
Nutrisi atau gizi
adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Menurut Nurhafizah(2012: 102),Bugar adalah sehat secara keseluruhan,
berada dalam keadaan bugar merujuk kepada setiap aspek kesehatan fisik, emosi,
dan mental. Ketiganya saling berhubungan satu sama lain, makanan dan aktivitas
tidak merupakan dasar dari setiap aspek tersebut. Pada setiap tahapan hidup,
gaya makan yang sehat akan meningkakan kebugaran anak-anak yang mendapat
makanan yang bergizi akan tumbuh berkembang
dan belajar degan lebih baik. makanan yang bergizi dan sehat dan
kehidupan yang aktif akan membantu seseorang untuk mendapatkan yang terbaik,
beberapa produktif dan menurunkan resiko untuk terkena penyakit.
Menurut Santoso (2009), makhluk hidup memerlukan makanan untuk
melangsungkan kehidupannya. Makanan itu terdiri atas bagian-bagian yang
berbentuk ikatan-ikatan kimia atau unsur-unsur anorganik yang disebut zat-zat
makanan atau zat gizi/nutrien.
Menurut Siswanto (2010), nutrien adalah zat gizi penyusun bahan
makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk menyediakan energi, membangun,
memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Zat-zat
gizi yang terkandung dalam makanan adalah meliputi karbohidrat, lemak, protein,
mineal, dan vitamin.
Manusia mendapatkan zat makanannya dalam bentuk bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu saja bahan makanan tidak dapat
memenuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena masing-masing
bahan makanan mengandng zat makanan yang berlainan macam maupun banyaknya. Perbedaan-perbedaan
individu di antara bayi dalam hal cadangan gizi mereka, komposisi tubuh, laju
pertumbuhan dan pola-pola aktivitas
membuat sulit mendefinisikan kebutuhan nutrisi sebenarnya (Burns
dkk.;Wardlaw & Smith dalam Santrock, 2011).
Keadaan kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi.
Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas
hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam
susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas
menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau
susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh , baik dari sudut kualitas maupun
kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang
sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang sebaik-baiknya
disebut konsumsi adekuat. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik
dari sudut kualitasnya dan dalam jumlah melebihi kebutuhan tubuh, dinamakan
konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sebaliknya
konsumsi yang kuranag baik kualitasnya maupun kuantitasnya akan memberikan
kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisiensi. Tingkat kesehatan gizi
terbaik adalah kesehatan optimum, tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai
daya kerja dan efesiensi yang sebaik-baiknya.
Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan gizi. Penyakit-penyakit
ini dapat di bagi dalam beberapa golongan:
1) Penyakit gizi lebih (obesitas)
2) Penyakit gizi kurang (malnutrition,
undernutrition)
Ketika kita berpikir tentang bagaimana gizi mempengaruhi perkembangan,
kita biasanya berpikir tentang perkembangan fisik, seperti pertumbuhan rangka,
bentuk tubuh, dan kerentanan terhadap penyakit. Namun, malnutrisi juga dapat
membatasi perkembangan kognitif bayi (Grantham –McGregor, Ani, & Fernald;
Nahar dkk. dalam Santrock, 2011). Sebuah studi terkini lainnya tentang
anak-anak yang kekurangan gizi parah di Bangladeshmenunjukkan bahwa standar
perawatan gizi yang dikombinasikan dengan interverensi psikosial (pertemuan
kelompok dengan ibu-ibu dan sesi bermain dengan bayi, dan juga enam bulan
kunjungan rumah) mengurangi efek negatif kekurangan gizi pada perkembangan
kognitif anak berusia 6-24 bulan yang dinilai dengan Bayley Scales of Intant and Toodler Development (Nahar dkk., dalam
Santrock,2011).
3) Penyakit metabolik bawaan (inborn errors of
metabolism)
4) Penyakit keracunan makanan (food intoxion)
(Sediatoetama
dalam Santoso,2009)
Faktor
gizi dan nutrisi amat menentukan kebugaran dan kecerdasan anak. Oleh karena itu
sebagai orang tua, kita harus selalu memperhatikan pola makanan yang dikonsumsi
anak-anak. Biasakan mengonsumsi makanan sehat dan hindari junkfood agar anak tidak terbiasa makan makanan yang tidak sehat.
Kebugaran
dan kesehatan baik jasmani maupun rohani amatlah diperlukan oleh anak-anak di
dalam membentuk kecerdasan di dalam segala aspek, misalnya kecerdasan spasial,
lingual, numerik, spiritual, intelektual, kinestetik, gramatikal, dan
kecerdasan lainnya. Kecerdasan memang memiliki banyak komponen, namun pengaruh
kebugaran dengan kecerdasan anak amat signifikan dan bermakna. Bila
seorang anak kebugaran tubuhnya tidak terjamin dan kurang layak, maka sudah
dapat dipastikan kecerdasannya akan terganggu. Bila seorang anak
sakit-sakitan, maka secara otomatis konsentrasi dan fokus pemikirannya juga
akan menurun atau berkurang.
Bahaya dan Akibat Kurang Nutrisi Pada Anak
Anak yang mengalami masalah kekurangan nutrisi akan
mengalami masalah dengan tumbuh kembang dan juga kecerdasannya. Jika anak,
khususnya di periode emas usia balita,
tidak mendapatkan kecukupan gizi, sel-sel otaknya tidak akan berkembang dengan
semestinya, begitu pula dengan seluruh sistim dalam tubuhnya. Secara fisik,
anak yang kekurangan gizi, tubuhnya akan terlihat kecil dan kurus, lesu, tidak
ceria, mata tidak bercahaya, rambut dan kulit
kusam dan seringkali mereka tidak dapat merespon informasi dengan
baik. Oleh karena itu, sebagai orang tua, anda wajib menjaga asupan
nurtisi anak anda. Berikut adalah beberapa akibat negatif yang mungkin terjadi
pada anak yang kekurangan nutrisi:
- Dampak Permanen Dari Kekurangan Nutrisi
Kurangnya nutrisi pada anak akan berakibat
pada penurunan kemampuan otak, yang kemudian diikuti oleh penurunan kemampuan
fungsi tubuh lainnya. Anak tidak dapat merespon informasi dengan baik sehingga
akan terlihat sebagai anak yang bodoh di sekolah karena tidak dapat mengikuti
pelajaran. Jika keadaan kurang nutrisi sudah terjadi sejak anak dalam
kandungan, dimana ibu mengalami kekurangan nutrisi yang parah, maka bayi yang
lahir cenderung mengalami cacat karena sel otaknya tidak berkembang dengan
baik. Cacat tersebut dapat berupa cacat fisik maupun cacat mental yang bersifat
permanen. Jika pun tidak terjadi kecacatan fisik atau mental, ada kemungkinan
anak tersebut memiliki IQ yang sangat
Kekurangan Nutrisi Mengakibatkan Rendahnya Produktivitas Anak
Kekurangan Nutrisi Mengakibatkan Rendahnya Produktivitas Anak
Tanda lain dari akibat kurang nutrisi pada anak
adalah tinggi dan berat badan
yang jauh di bawah rata-rata. Tubuh anak akan terlihat jauh lebih kecil
dibandingkan teman-teman sebayanya. Selain itu, anak menjadi tidak produktif
karena tidak memiliki cukup tenaga untuk beraktivitas. Mereka cenderung lesu,
mudah lelah, tidak ceria, tidak antusias terhadap berbagai hal. Jika kekurangan
gizi terjadi pada periode emas balita, sel-sel otak yang tidak berkembang
tersebut akan sulit dipulihkan. Secara umum jaringan otak berkembang dengan
stimulan terutama pada usia 0-3 tahun. Tanpa nutrisi yang baik, perkembangan
jaringan otak tersebut akan mengalami penurunan, sehingga produktivitas anak
menjadi rendah dan kreativitasnya sulit untuk muncul.
Menyusui-makanan bayi
yang optimal
Menurut Varney 2008, Menyusui adalah cara yang
optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan
makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi,
dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya. Manfaat
kesehatan maternal dari menyusui meliputi penurunan risiko kanker payudara dan
peningkatan kepadatan tulang setelah menyapih. Studi kanker payudara terus
menunjukkan bahwa lamanya menyusui merupakan faktor yang signifikan dalam
menurunkan risiko. ASI eksklusif dan lamanya menyusui juga berperan dalam
mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberikan ASI eksklusif (tanpa
susu formula atau makanan lain) selama sekitar enam bulan pertama, penambahan
makan pelengkap yang sesuai dilakukan pada paruh kedua tahun pertama. Menyusui
harus diteruskan selama satu tahun dan kemudian diteruskan sesuai keinginan
ibu. Pemberian makan merupakan salah satu interaksi paling intensif antara
orang tua dan anak selama tahun pertama.
Menginjak usia 6 bulan,
bayi mulai diperkenalkan pada makanan yang dinamakan makanan pendamping ASI
atau disingkat MPASI. Inilah makanan bayi kedua yang menyertai pemberian
ASI. Organ pencernaan bayi belum sempurna seperti orang dewasa, sehingga jika
salah memberikan pengenalan makanan bayi ini dapat menimbulkan gangguan
pencernaan pada bayi seperti terjadinya sembelit atau malah terjadinya perut
kembung. Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap,
baik dilihat dari jenis makanannya, tekstur dan jumlah porsinya. Kekentalan
makanan bayi dan jumlah harus disesuaikan dengan kesiapan bayi dalam menerima
makanan. Dari sisi tekstur makanan, awalnya bayi harus diberi makanan semi
padat, sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh giginya.
Porsi makanan juga berangsur muladi dari satu sendok hinga berangsur-angsur
bertambah sesuai porsi bayi.
Sebaiknya pengenalan makanan
bayi dimulai dari satu jenis makanan, misalnya pisang, alpukat dan
pepaya. Kemudian setelah diberi makanan bayi tersebut, perhatikan respond dari
bayi itu sendiri, apakah bayi menerima makanan yang diberikan atau tidak. Jika
bayi menolak, biasanya dengan cara memuntahkan makanan, jangan dipaksakan, berikan
makanan bayi pendamping lainnya. Biasanya bayi
lebih menyukai makanan yang rasanya manis, oleh karena itu berikan makanan bayi
seperti buah-buahan pada ujung lidah dan sayuran pada bagian tengah. Utamakan
pemberian sayuran dibanding buah-buahan, karena citarasa sayuran cenderung
langu dan kurang dinikmati bayi.
Jikalau terus menerus bayi dikenalkan pada rasa manis, ditakutkan bayi tidak
akan menyukai sayuran.
Pada usia 6-9 bulan
tekstur makanan sebaiknya makanan cair dan lembut seperti bubur buah, bubur
susu atau bubur sayuran yang dihaluskan. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi mulai
beralih ke makanan kental dan padat, namun tetap harus bertekstur lunak,
seperti aneka nasi tim. Usia 12-24 bulan bayi sudah mulai dikenalkan pada
makanan keluarga atau makanan padat namun tetap mempertahankan rasa. Hindari
makanan-makanan yang dapat mengganggu organ pencernaan, seperti makanan terlalu
berbumbu tajam, pedas, terlalu asam dan berlemak.
2.2 KESEHATAN MATA
Menurut Nurhafizah (2012: 103),Indera penglihatan adalah sangat
berharga dengan selalu menjaga dan merawat kesehatan mata berarti juga
melestarikan indera penglihatan. Hal ini harus dilakukan sejak lahir sampai
akhir hayat. Perawatan mata untuk bayi atau anak adalah dengan menjaga
kebersihan dari debu dan kotoran. Jagalah kebersihan handuk muka bayi karena
mata sagat rentan infeksi handuk, sebaiknya handuk berlanan dengan handuk
menyeka mulu setelah makan.
Menurut Eliza (2000:29-31), mata adalah sebagai indera penglihatan dan
tugas utamanya melihat, disamping tugas utama adalah membantu tugas-tugas
lainnya. guna mata:
1. melihat
2. membantu tugas keseimbangan tubuh
3. memberikan keindahan
4. membantu dalam menentukan suatu penyakit
yang bukan berasal dari penyakit mata
Tujuan memelihara kesehatan mata:
1. menjaga kesehatan mata
2. menjaga ketajaman daya lihat
3. menemukan gangguan mata sedini mungkin
4. mensyukuri nikmat Tuhan
Dalam Santoso (2009), Sifat penyakit mata ada dua macam, yaitu
penyakit mata yang menular dan penyakit mata yang tidak menular. Penyakit mata
dapat menyebabkan kebutaan sehingga
harus ditangani dengan segera apabila ada keluhan, kelainan, dan terasa sakit.
Mata yang baik berfungsi sebagai salah satu keadaan yang menunjang perkembangan
kemampuan anak.
Pada
umumnya keluhan anak terhadap keadaan mata yang tidak sehat adalah:
a. Mata gatal-gatal, rasa panas, terasa seperti
ada pasir (mengganjal).
b. Penglihatan kurang baik.
c. Pusing, sakit kepala, mual.
d. Penglihatan kabur atau rangkap.
e. Sering menabrak benda-benda kecil disekitarnya.
Perilaku
anak yang merasa sakit adalah terdapat keluhan atau sikap anak:
1.
sering menggosok-gosok mata
2.
sering memicingkan mata atau mengerutkan dahi atau menutupi sebelah mata
3.
posisi kepala miring atau di julurkan ke depan.
4.
kesulitan membaca atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat.
5.
sering mengedip-ngedipkan mata.
6.
membaca, melihat terlalu dekat ke mata.
7. tidak
dapat melihat jauh dengan jelas.
(Departemen
Kesehatan RI dalam Santoso,2009)
Pemeriksaan mata bertujuan untuk menemukan gejala yang timbul pada
penyakit mata yaitu terhadap adanya:
1.
juling
2. mata
merah
3.
belekan (ada kotoran seperti perekat)
4. mata
membengkak
5.mata
berair
6.kelainan
bentuk mata
7. buta
senja
(Pedoman
Pembinaan Kesehatan Anak TK dalam Santoso, 2009)
Pemeliharaan mata:
1. bila ada benda asing yang masuk mata, segeralah keluarakan dengan
menggunakan kain atau ujung sapu tangan yang bersih dan bila tak berhasil pergi
ke puskesmas
2. jangan memakai satupun bekas penderita penyakit mata yang mudah
menular misal trachoma untuk membersihkan mata.
3. bila mata kemasukan benda asing jangan digosok untuk
mengeluarkannya
4. istirahatlah yang cukup setelah melakukan pekerjaan melelahakan
5. biasakan makanan yang cukup mengandung zat-zat yang diperlukan mata
terutama yang mengandung vitamin A.
6. Membersihkan mata dari kotoran-kotoran yang menempel, misalnya tahi
mata dengan sapu tangan atau kain yang bersih.
Menurut Santoso 2009, mengingat mata merupakan alat indra yang sangat
penting maka pemeriksaan kesehatannya harus dilakukan secara teratur dan benar.
Perlu diperhatikan kualita makanan, mengandung vitamin A atau provitamin
A. jangan sampai ada benda sekecil
apapun masuk kedalam mata. Jika mata terasa tidak enak, teteskan air pembersih
mata supaya kotoran yang masuk dapat larut atau bergeser ke sudut mata dan
dapat diambil dengan kapas. Sebaiknya anak diberi kesempatan tidur yang cukup,
agar mata dapat beristirahat, sebab mata juga dapat lelah. Mata yang merah,
yang berair adalah suatu tanda bahwa mata tersebut lelah atau ada kelainan.
Hindarkan bermain dengan benda tajam, dan jangan melihat langsung ke matahari
pada tengah hari terutama jika terjadi gerhana matahari total.
Penyakit mata
A. Penyakit
mata menular:
1. gonoblenorhea, penyakit mata ini sering terjadi pada bayi yang baru
lahir karena ibunya menderita gonoblenorhea.
2. trachoma, disebabkan virus. Mata terasa gatal, seakan-akan ada
pasirnya dan mata sering berair. Bulu mata masuk ke dalam dan menggores bola
mata, lalu timbul luka dan bernanah, akhirnya dapat menjadi buta. Penularan
melalui sapu tangan handuk, dan lalat. (Indan Entang dalam Santoso, 2009)
B. Penyakit
mata tidak menular:
1. xeropthalmia, yaitu penyakit mata kekurangan vitamin A. terutama
terdapat pada anak usia 2-5 tahun yang terlanjur kekurangan vitamin A dalam
konsumsi sehari-hari. gejalanya badan tidak normal timbul kelainan pada mata.
kelainan tersebut buta senja, xeropthalmia, mata menjadi kering dan mengakibatkan
mudah terinfeksi. kemudian kornea mata melunak, akhirnya bola mata pecah dan
menimbulkan kebutaan. Obatnya adalah suntikan vitamin A dosis tinggi dua kali
setahaun oleh yang berwenang di puskesmas, rumah sakit atau balai pengobatan.
2. ulcus cornea adalah luka pada kornea yang disebabkan bakteri
sehingga bernanah. luka ini sering terjadi karena kecelakaan, kemasukan pasir
atau yang lain. penderita harus segera dibawa berobat ke dokter.
3. glaucoma adalah penyakit mata dengan
tekanan dalam bola mata menjadi tinggi biasanya terjadipada yang telah berumur
40 tahun ke atas.
Penyakit mata Glaukoma
disebabkan oleh tekanan bola mata yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan
pada saraf mata dan retina. Meningginya tekanan pada bola mata disebabkan
adanya aliran cairan di bola mata yang bersifat bawaan. Akibat dari penyakit
ini menimbulkan rasa nyrei yang hebat pada bola mata dan kepala. disamping itu
mata kelihatan merah. pada tingkatan berat mengakibatkan gangguan penglihatan.
solusi dari penyakit ini adalah dengan pengobatan, tetapi jika tidak mempan
bisa dilakukan dengan pembedahan.
4. catharact adalah penyakit mata akibat lensa mata menjadi keruh
tidak tembus cahaya sehingga ketajaman mata berkurang atau buta. Cara
penanggulangan Katarak pada bayi
Melakukan operasi refleks fundus mata secara total agar perkembangan mata menjadi normal. Biasanya operasi ini dilakukan saat bayi umur 2 tahun. Jika tidak segera di obati bisa menyebabkan mata juling atau mata tidak normal
Melakukan operasi refleks fundus mata secara total agar perkembangan mata menjadi normal. Biasanya operasi ini dilakukan saat bayi umur 2 tahun. Jika tidak segera di obati bisa menyebabkan mata juling atau mata tidak normal
5. retinoblastoma adalah penyakit kanker pada
retina mata. Penyakit ini juga berbahaya karena
adanya tumor ganas di bola mata yang dibawa sejak lahir. Gejalanya mata bisa
menjadi juling mendadak, sering merah, gaucoma, dan sering ganti kacamata.Solusi
tidak lain harus operasi di rumah sakit mata.
Berikut ini gangguan penglihatan
yang kerap dialami anak usia dini:
·
Kelainan refraktif
Kelainan ini merupakan ketidaknormalan bentuk mata
yang menyebabkan terjadinya salah bisa dan menyebabkan pandangan menjadi kabur.
Gangguan mata ini bisa berupa rabun dekat, rabun jauh, dan silinder. Fakyor
genetik dan kebiasaan buruk menjadi penyebab kelainan mata ini. Gejala yang
sering ditunjukkan penderita ganggaun refraktif adalah kerap menyipitkan mata
saat menatap objek dari jarak jauh atau dekat.
·
Ambliopia atau mata malas
Gangguan
ambliopia disebabkan berbagai faktor yang mengakibatkan otak hanya memproses
informasi visual dari satu mata yang dominan. Akibatnya, anak mengalami
gangguan pada perkembangan penglihatannya. Bahkan anak bisa kehilangan
penglihatan secara permanen bila tidak segera ditangani. Waspadalah bila kedua
mata anak tidak bergerak bersamaan, anak cenderung memeiringkan kepala untuk
melihat sesuatu, dan memiliki kelopak mata yang turun.
·
Strabismus atau juling
Mata Juling
sebagian besar karena bawaan dari lahir, Mata juling ada yang berat dan ada
yang ringan yang disebabkan oleh kelainan syaraf bola mata, sehingga sumbu bola
mata tidak normal. Mata juling bisa di obati dengan cara operasi. Kondisi mata juling biasanya tidak
berada dalam posisi yang sejajar. Jika tidak ditangani gangguan mata ini bisa
menyebabkan ambliopia. Ada beberapa bentuk gejala strabismus:
1. Esotropia yakni satu atau kedua
mata mengarah ke hidung.
2. Eksotropia yakni satu atau kedua
mata mengarah keluar.
3. Hipertropia yakni satu atau kedua
mata menatap ke atas.
4. Hipotropia, kebalikan dari
hipertropia.
·
Bufthalmus
Penyakit Bufthalmus
disebabkan oleh tekanan pada bola mata yang tinggi sejak lahir, menyebabkan
ukuran bola mata bayi menjadi besar,
Akibat
dari penyakit Bufthalmus
a. Mengganggu
kornea mata
b. Efek anak menjadi takut dengan cahaya
c. Menimbulkkan gangguan kelopak
d. Kornes membengkak
e. Warna Kornea mata menjadi keruh
Cara menanggulangi
penyakit Bufthalmus adalah dengan melakukan pengurangan cairan bola mata,
dengan cara operasi sayatan ( goniotomy ) sesegera mungkin agar tidak
berkembang menjadi lebih parah pada penglihatan mata bayi.
·
Rabun
Jauh Atau Mata Minus
Penyakit mata rabun jauh banyak ditemui disekitar
kita. penyakit ini disebabkan karena lensa mata kita terlalu cembung sehingga
arah cahaya yang masuk tidak tepat pada fokus mata, tetapi berada didepat titik
fokus mata.
·
Buta
Warna
Buta warna adalah salah satu penyakit keturunan.
Pasien tidak dapat menangkap warna tertentu sehingga warna benda yang dilihat
tidak persis sama dengan warna sesungguhnya. Kebanyakan buta warna terdapat
pada laki laki dibanding perempuan. Sudah dilakukan pengetesan di jepang untuk
menyembuhkan buta warna dengan cara mengganti sel sel kerucut pada retina,
tetapi belum ada kabar tentang keberhasilan dari proyek tersebut.
·
Ptosis
Ptosis lebih dikenal dengan nama "mata
ngantuk", Si penderita seperti merasa ngantuk terus. Kelopak mata bagian
atas tidak dapat membuka sepenuhnya sehingga kelopak turun sebab otot kelopak
mata lemah. Untuk menanggulangi Ptosis dilakukan dengan pembedahan.
·
Infeksi
Mata
Infeksi pada mata yang sering kita jumpai adalah
penyakit mata merah. penyakit ini bisa disebabkan oleh bibit penyakit, seperti
visrus, jamur, kuman, parasit. atau karena alergi sesuatu, bisa dari luar
tubuh seperti zat kimia atau dari dalam seperti penyakit TBC dan Penyakit
kelenjar getah bening. Infeksi mata bisa diobati dengan obat tetes mata.
·
Kekurangan
Vitamin A
kekurangan vitamin A
adalah hal yang mendasar dari penyakit mata. Akibat yang ditimbulkan rabun
senja, mata menjadi kering, kornea mata menjadi rusak. solusi hanya satu yaitu
konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A seperti susu, ikan, sayur
hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Eliza.
2000. Penuntun Kesehatan dan Gizi Anak
TK. Padang: UNP
Nurhafizah.
2012. Bahan Ajar Antropobiologi. Padang:
UNP
Santrock, John W..2011. Masa
Perkembangan Anak. Jakarta:Salemba Humanika.
Santoso,
Soegeng dan Anne Lies Ranti. 2009. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Siswanto,
Hadi. 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogykarta : Pustaka Rihama.
Varney, Helen.,
Kriebs, Jan M., & Gegor, Carolyn L. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://artikelkesehatananak.com/pengaruh-kebugaran-dengan-kecerdasan-anak.html/
diakses pada 30 maret 2013.
http://artikelkesehatananak.com/bahaya-dan-akibat-kurang-nutrisi-pada-anak.html/
diakses pada 30 maret 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi/ diakses pada 30 maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar