Sabtu, 20 Desember 2014

nutrisi dan kebugaran



2.1  NUTRISI DAN KEBUGARAN

Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.

Menurut Nurhafizah(2012: 102),Bugar adalah sehat secara keseluruhan, berada dalam keadaan bugar merujuk kepada setiap aspek kesehatan fisik, emosi, dan mental. Ketiganya saling berhubungan satu sama lain, makanan dan aktivitas tidak merupakan dasar dari setiap aspek tersebut. Pada setiap tahapan hidup, gaya makan yang sehat akan meningkakan kebugaran anak-anak yang mendapat makanan yang bergizi akan tumbuh berkembang  dan belajar degan lebih baik. makanan yang bergizi dan sehat dan kehidupan yang aktif akan membantu seseorang untuk mendapatkan yang terbaik, beberapa produktif dan menurunkan resiko untuk terkena penyakit.

Menurut Santoso (2009), makhluk hidup memerlukan makanan untuk melangsungkan kehidupannya. Makanan itu terdiri atas bagian-bagian yang berbentuk ikatan-ikatan kimia atau unsur-unsur anorganik yang disebut zat-zat makanan atau zat gizi/nutrien.

Menurut Siswanto (2010), nutrien adalah zat gizi penyusun bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan adalah meliputi karbohidrat, lemak, protein, mineal, dan vitamin.

Manusia mendapatkan zat makanannya dalam bentuk bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu saja bahan makanan tidak dapat memenuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena masing-masing bahan makanan mengandng zat makanan yang berlainan macam maupun banyaknya. Perbedaan-perbedaan individu di antara bayi dalam hal cadangan gizi mereka, komposisi tubuh, laju pertumbuhan dan pola-pola aktivitas  membuat sulit mendefinisikan kebutuhan nutrisi sebenarnya (Burns dkk.;Wardlaw & Smith dalam Santrock, 2011).

Keadaan kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh , baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang sebaik-baiknya disebut konsumsi adekuat. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitasnya dan dalam jumlah melebihi kebutuhan tubuh, dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sebaliknya konsumsi yang kuranag baik kualitasnya maupun kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisiensi. Tingkat kesehatan gizi terbaik adalah kesehatan optimum, tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan efesiensi yang sebaik-baiknya.

Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan gizi. Penyakit-penyakit ini dapat di bagi dalam beberapa golongan:

1)      Penyakit gizi lebih (obesitas)

2)      Penyakit gizi kurang (malnutrition, undernutrition)

Ketika kita berpikir tentang bagaimana gizi mempengaruhi perkembangan, kita biasanya berpikir tentang perkembangan fisik, seperti pertumbuhan rangka, bentuk tubuh, dan kerentanan terhadap penyakit. Namun, malnutrisi juga dapat membatasi perkembangan kognitif bayi (Grantham –McGregor, Ani, & Fernald; Nahar dkk. dalam Santrock, 2011). Sebuah studi terkini lainnya tentang anak-anak yang kekurangan gizi parah di Bangladeshmenunjukkan bahwa standar perawatan gizi yang dikombinasikan dengan interverensi psikosial (pertemuan kelompok dengan ibu-ibu dan sesi bermain dengan bayi, dan juga enam bulan kunjungan rumah) mengurangi efek negatif kekurangan gizi pada perkembangan kognitif anak berusia 6-24 bulan yang dinilai dengan Bayley Scales of Intant and Toodler Development (Nahar dkk., dalam Santrock,2011).

3)      Penyakit metabolik bawaan (inborn errors of metabolism)

4)      Penyakit keracunan makanan (food intoxion)

(Sediatoetama dalam Santoso,2009)

Faktor gizi dan nutrisi amat menentukan kebugaran dan kecerdasan anak. Oleh karena itu sebagai orang tua, kita harus selalu memperhatikan pola makanan yang dikonsumsi anak-anak. Biasakan mengonsumsi makanan sehat dan hindari junkfood agar anak tidak terbiasa makan makanan yang tidak sehat.

Kebugaran dan kesehatan baik jasmani maupun rohani amatlah diperlukan oleh anak-anak di dalam membentuk kecerdasan di dalam segala aspek, misalnya kecerdasan spasial, lingual, numerik, spiritual, intelektual, kinestetik, gramatikal, dan kecerdasan lainnya. Kecerdasan memang memiliki banyak komponen, namun pengaruh kebugaran dengan kecerdasan anak amat signifikan dan bermakna. Bila seorang anak kebugaran tubuhnya tidak terjamin dan kurang layak, maka sudah dapat dipastikan kecerdasannya akan  terganggu. Bila seorang anak sakit-sakitan, maka secara otomatis konsentrasi dan fokus pemikirannya juga akan menurun atau berkurang.

Bahaya dan Akibat Kurang Nutrisi Pada Anak


Anak yang mengalami masalah kekurangan nutrisi akan mengalami masalah dengan tumbuh kembang dan juga kecerdasannya. Jika anak, khususnya di periode emas usia balita, tidak mendapatkan kecukupan gizi, sel-sel otaknya tidak akan berkembang dengan semestinya, begitu pula dengan seluruh sistim dalam tubuhnya. Secara fisik, anak yang kekurangan gizi, tubuhnya akan terlihat kecil dan kurus, lesu, tidak ceria, mata tidak bercahaya, rambut dan kulit kusam dan seringkali mereka tidak dapat merespon informasi dengan baik. Oleh karena itu, sebagai orang tua, anda wajib menjaga asupan nurtisi anak anda. Berikut adalah beberapa akibat negatif yang mungkin terjadi pada anak yang kekurangan nutrisi:

-          Dampak Permanen Dari Kekurangan Nutrisi


Kurangnya nutrisi pada anak akan berakibat pada penurunan kemampuan otak, yang kemudian diikuti oleh penurunan kemampuan fungsi tubuh lainnya. Anak tidak dapat merespon informasi dengan baik sehingga akan terlihat sebagai anak yang bodoh di sekolah karena tidak dapat mengikuti pelajaran. Jika keadaan kurang nutrisi sudah terjadi sejak anak dalam kandungan, dimana ibu mengalami kekurangan nutrisi yang parah, maka bayi yang lahir cenderung mengalami cacat karena sel otaknya tidak berkembang dengan baik. Cacat tersebut dapat berupa cacat fisik maupun cacat mental yang bersifat permanen. Jika pun tidak terjadi kecacatan fisik atau mental, ada kemungkinan anak tersebut memiliki IQ yang sangat 
 Kekurangan Nutrisi Mengakibatkan Rendahnya Produktivitas Anak

Tanda lain dari akibat kurang nutrisi pada anak adalah tinggi dan berat badan yang jauh di bawah rata-rata. Tubuh anak akan terlihat jauh lebih kecil dibandingkan teman-teman sebayanya. Selain itu, anak menjadi tidak produktif karena tidak memiliki cukup tenaga untuk beraktivitas. Mereka cenderung lesu, mudah lelah, tidak ceria, tidak antusias terhadap berbagai hal. Jika kekurangan gizi terjadi pada periode emas balita, sel-sel otak yang tidak berkembang tersebut akan sulit dipulihkan. Secara umum jaringan otak berkembang dengan stimulan terutama pada usia 0-3 tahun. Tanpa nutrisi yang baik, perkembangan jaringan otak tersebut akan mengalami penurunan, sehingga produktivitas anak menjadi rendah dan kreativitasnya sulit untuk muncul. 

Menyusui-makanan bayi yang optimal

Menurut Varney 2008, Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya. Manfaat kesehatan maternal dari menyusui meliputi penurunan risiko kanker payudara dan peningkatan kepadatan tulang setelah menyapih. Studi kanker payudara terus menunjukkan bahwa lamanya menyusui merupakan faktor yang signifikan dalam menurunkan risiko. ASI eksklusif dan lamanya menyusui juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberikan ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain) selama sekitar enam bulan pertama, penambahan makan pelengkap yang sesuai dilakukan pada paruh kedua tahun pertama. Menyusui harus diteruskan selama satu tahun dan kemudian diteruskan sesuai keinginan ibu. Pemberian makan merupakan salah satu interaksi paling intensif antara orang tua dan anak selama tahun pertama.

Menginjak usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan pada makanan yang dinamakan makanan pendamping ASI atau disingkat MPASI. Inilah makanan bayi kedua yang menyertai pemberian  ASI. Organ pencernaan bayi belum sempurna seperti orang dewasa, sehingga jika salah memberikan pengenalan makanan bayi ini dapat menimbulkan gangguan pencernaan pada bayi seperti terjadinya sembelit atau malah terjadinya perut kembung. Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, baik dilihat dari jenis makanannya, tekstur dan jumlah porsinya. Kekentalan makanan bayi dan jumlah harus disesuaikan dengan kesiapan bayi dalam menerima makanan. Dari sisi tekstur makanan, awalnya bayi harus diberi makanan semi padat, sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh giginya. Porsi makanan juga berangsur muladi dari satu sendok hinga berangsur-angsur bertambah sesuai porsi bayi.

Sebaiknya pengenalan makanan bayi dimulai dari satu jenis makanan, misalnya pisang, alpukat dan pepaya. Kemudian setelah diberi makanan bayi tersebut, perhatikan respond dari bayi itu sendiri, apakah bayi menerima makanan yang diberikan atau tidak. Jika bayi menolak, biasanya dengan cara memuntahkan makanan, jangan dipaksakan, berikan makanan bayi pendamping lainnya. Biasanya bayi lebih menyukai makanan yang rasanya manis, oleh karena itu berikan makanan bayi seperti buah-buahan pada ujung lidah dan sayuran pada bagian tengah. Utamakan pemberian sayuran dibanding buah-buahan, karena citarasa sayuran cenderung langu dan kurang dinikmati bayi. Jikalau terus menerus bayi dikenalkan pada rasa manis, ditakutkan bayi tidak akan menyukai sayuran.

Pada usia 6-9 bulan tekstur makanan sebaiknya makanan cair dan lembut seperti bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran yang dihaluskan. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi mulai beralih ke makanan kental dan padat, namun tetap harus bertekstur lunak, seperti aneka nasi tim. Usia 12-24 bulan bayi sudah mulai dikenalkan pada makanan keluarga atau makanan padat namun tetap mempertahankan rasa. Hindari makanan-makanan yang dapat mengganggu organ pencernaan, seperti makanan terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu asam dan berlemak.

2.2 KESEHATAN MATA

Menurut Nurhafizah (2012: 103),Indera penglihatan adalah sangat berharga dengan selalu menjaga dan merawat kesehatan mata berarti juga melestarikan indera penglihatan. Hal ini harus dilakukan sejak lahir sampai akhir hayat. Perawatan mata untuk bayi atau anak adalah dengan menjaga kebersihan dari debu dan kotoran. Jagalah kebersihan handuk muka bayi karena mata sagat rentan infeksi handuk, sebaiknya handuk berlanan dengan handuk menyeka mulu setelah makan.

Menurut Eliza (2000:29-31), mata adalah sebagai indera penglihatan dan tugas utamanya melihat, disamping tugas utama adalah membantu tugas-tugas lainnya. guna mata:

1. melihat

2. membantu tugas keseimbangan tubuh

3. memberikan keindahan

4. membantu dalam menentukan suatu penyakit yang bukan berasal dari penyakit mata

Tujuan memelihara kesehatan mata:

1. menjaga kesehatan mata

2. menjaga ketajaman daya lihat

3. menemukan gangguan mata sedini mungkin

4. mensyukuri nikmat Tuhan

Dalam Santoso (2009), Sifat penyakit mata ada dua macam, yaitu penyakit mata yang menular dan penyakit mata yang tidak menular. Penyakit mata dapat menyebabkan  kebutaan sehingga harus ditangani dengan segera apabila ada keluhan, kelainan, dan terasa sakit. Mata yang baik berfungsi sebagai salah satu keadaan yang menunjang perkembangan kemampuan anak.

Pada umumnya keluhan anak terhadap keadaan mata yang tidak sehat adalah:

a.       Mata gatal-gatal, rasa panas, terasa seperti ada pasir (mengganjal).

b.      Penglihatan kurang baik.

c.       Pusing, sakit kepala, mual.

d.      Penglihatan kabur atau rangkap.

e.       Sering menabrak  benda-benda kecil disekitarnya.

Perilaku anak yang merasa sakit adalah terdapat keluhan atau sikap anak:

1. sering menggosok-gosok mata

2. sering memicingkan mata atau mengerutkan dahi atau menutupi sebelah mata

3. posisi kepala miring atau di julurkan ke depan.

4. kesulitan membaca atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat.

5. sering mengedip-ngedipkan mata.

6. membaca, melihat terlalu dekat ke mata.

7. tidak dapat melihat jauh dengan jelas.

(Departemen Kesehatan RI dalam Santoso,2009)

Pemeriksaan mata bertujuan untuk menemukan gejala yang timbul pada penyakit mata yaitu terhadap adanya:

1. juling

2. mata merah

3. belekan (ada kotoran seperti perekat)

4. mata membengkak

5.mata berair

6.kelainan bentuk mata

7. buta senja

(Pedoman Pembinaan Kesehatan Anak TK dalam Santoso, 2009)

Pemeliharaan mata:

1. bila ada benda asing yang masuk mata, segeralah keluarakan dengan menggunakan kain atau ujung sapu tangan yang bersih dan bila tak berhasil pergi ke puskesmas

2. jangan memakai satupun bekas penderita penyakit mata yang mudah menular misal trachoma untuk membersihkan mata.

3. bila mata kemasukan benda asing jangan digosok untuk mengeluarkannya

4. istirahatlah yang cukup setelah melakukan pekerjaan melelahakan

5. biasakan makanan yang cukup mengandung zat-zat yang diperlukan mata terutama yang mengandung vitamin A.

6. Membersihkan mata dari kotoran-kotoran yang menempel, misalnya tahi mata dengan sapu tangan atau kain yang bersih.

Menurut Santoso 2009, mengingat mata merupakan alat indra yang sangat penting maka pemeriksaan kesehatannya harus dilakukan secara teratur dan benar. Perlu diperhatikan kualita makanan, mengandung vitamin A atau provitamin A.  jangan sampai ada benda sekecil apapun masuk kedalam mata. Jika mata terasa tidak enak, teteskan air pembersih mata supaya kotoran yang masuk dapat larut atau bergeser ke sudut mata dan dapat diambil dengan kapas. Sebaiknya anak diberi kesempatan tidur yang cukup, agar mata dapat beristirahat, sebab mata juga dapat lelah. Mata yang merah, yang berair adalah suatu tanda bahwa mata tersebut lelah atau ada kelainan. Hindarkan bermain dengan benda tajam, dan jangan melihat langsung ke matahari pada tengah hari terutama jika terjadi gerhana matahari total.

Penyakit mata

A. Penyakit mata menular:

1. gonoblenorhea, penyakit mata ini sering terjadi pada bayi yang baru lahir karena ibunya menderita gonoblenorhea.

2. trachoma, disebabkan virus. Mata terasa gatal, seakan-akan ada pasirnya dan mata sering berair. Bulu mata masuk ke dalam dan menggores bola mata, lalu timbul luka dan bernanah, akhirnya dapat menjadi buta. Penularan melalui sapu tangan handuk, dan lalat. (Indan Entang dalam Santoso, 2009)

B. Penyakit mata tidak menular:

1. xeropthalmia, yaitu penyakit mata kekurangan vitamin A. terutama terdapat pada anak usia 2-5 tahun yang terlanjur kekurangan vitamin A dalam konsumsi sehari-hari. gejalanya badan tidak normal timbul kelainan pada mata. kelainan tersebut buta senja, xeropthalmia, mata menjadi kering dan mengakibatkan mudah terinfeksi. kemudian kornea mata melunak, akhirnya bola mata pecah dan menimbulkan kebutaan. Obatnya adalah suntikan vitamin A dosis tinggi dua kali setahaun oleh yang berwenang di puskesmas, rumah sakit atau balai pengobatan.

2. ulcus cornea adalah luka pada kornea yang disebabkan bakteri sehingga bernanah. luka ini sering terjadi karena kecelakaan, kemasukan pasir atau yang lain. penderita harus segera dibawa berobat ke dokter.

3. glaucoma adalah penyakit mata dengan tekanan dalam bola mata menjadi tinggi biasanya terjadipada yang telah berumur 40 tahun ke atas. Penyakit mata Glaukoma disebabkan oleh tekanan bola mata yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan pada saraf mata dan retina. Meningginya tekanan pada bola mata disebabkan adanya aliran cairan di bola mata yang bersifat bawaan. Akibat dari penyakit ini menimbulkan rasa nyrei yang hebat pada bola mata dan kepala. disamping itu mata kelihatan merah. pada tingkatan berat mengakibatkan gangguan penglihatan. solusi dari penyakit ini adalah dengan pengobatan, tetapi jika tidak mempan bisa dilakukan dengan pembedahan.

4. catharact adalah penyakit mata akibat lensa mata menjadi keruh tidak tembus cahaya sehingga ketajaman mata berkurang atau buta. Cara penanggulangan Katarak pada bayi
Melakukan operasi refleks fundus mata secara total agar perkembangan mata menjadi normal. Biasanya operasi ini dilakukan saat bayi umur 2 tahun. Jika tidak segera di obati bisa menyebabkan mata juling atau mata tidak normal

5. retinoblastoma adalah penyakit kanker pada retina mata. Penyakit ini juga berbahaya karena adanya tumor ganas di bola mata yang dibawa sejak lahir. Gejalanya mata bisa menjadi juling mendadak, sering merah, gaucoma, dan sering ganti kacamata.Solusi tidak lain harus operasi di rumah sakit mata.

Berikut ini gangguan penglihatan yang kerap dialami anak usia dini:

·         Kelainan refraktif                                                                                                                

Kelainan ini merupakan ketidaknormalan bentuk  mata yang menyebabkan terjadinya salah bisa dan menyebabkan pandangan menjadi kabur. Gangguan mata ini bisa berupa rabun dekat, rabun jauh, dan silinder. Fakyor genetik dan kebiasaan buruk menjadi penyebab kelainan mata ini. Gejala yang sering ditunjukkan penderita ganggaun refraktif adalah kerap menyipitkan mata saat menatap objek dari jarak jauh atau dekat.

·         Ambliopia atau mata malas

Gangguan ambliopia disebabkan berbagai faktor yang mengakibatkan otak hanya memproses informasi visual dari  satu mata yang dominan. Akibatnya, anak mengalami gangguan pada perkembangan penglihatannya. Bahkan anak bisa kehilangan penglihatan secara permanen bila tidak segera ditangani. Waspadalah bila kedua mata anak tidak bergerak bersamaan, anak cenderung memeiringkan kepala untuk melihat sesuatu, dan memiliki kelopak mata yang turun.

·         Strabismus atau juling

Mata Juling sebagian besar karena bawaan dari lahir, Mata juling ada yang berat dan ada yang ringan yang disebabkan oleh kelainan syaraf bola mata, sehingga sumbu bola mata tidak normal. Mata juling bisa di obati dengan cara operasi. Kondisi mata juling biasanya tidak berada dalam posisi yang sejajar. Jika tidak ditangani gangguan mata ini bisa menyebabkan ambliopia. Ada beberapa bentuk gejala strabismus:

1. Esotropia yakni satu atau kedua mata mengarah ke hidung.

2. Eksotropia yakni satu atau kedua mata mengarah keluar.

3. Hipertropia yakni satu atau kedua mata menatap ke atas.

4. Hipotropia, kebalikan dari hipertropia.

·         Bufthalmus

Penyakit Bufthalmus disebabkan oleh tekanan pada bola mata yang tinggi sejak lahir, menyebabkan ukuran bola mata bayi menjadi besar,

Akibat dari penyakit Bufthalmus

a.       Mengganggu kornea mata

b. Efek anak menjadi takut dengan cahaya

c. Menimbulkkan gangguan kelopak

d. Kornes membengkak

e. Warna Kornea mata menjadi keruh

Cara menanggulangi penyakit Bufthalmus adalah dengan melakukan pengurangan cairan bola mata, dengan cara operasi sayatan ( goniotomy ) sesegera mungkin agar tidak berkembang menjadi lebih parah pada penglihatan mata bayi.

·         Rabun Jauh Atau Mata Minus

Penyakit mata rabun jauh banyak ditemui disekitar kita. penyakit ini disebabkan karena lensa mata kita terlalu cembung sehingga arah cahaya yang masuk tidak tepat pada fokus mata, tetapi berada didepat titik fokus mata.

·         Buta Warna

Buta warna adalah salah satu penyakit keturunan. Pasien tidak dapat menangkap warna tertentu sehingga warna benda yang dilihat tidak persis sama dengan warna sesungguhnya. Kebanyakan buta warna terdapat pada laki laki dibanding perempuan. Sudah dilakukan pengetesan di jepang untuk menyembuhkan buta warna dengan cara mengganti sel sel kerucut pada retina, tetapi belum ada kabar tentang keberhasilan dari proyek tersebut.

·         Ptosis

Ptosis lebih dikenal dengan nama "mata ngantuk", Si penderita seperti merasa ngantuk terus. Kelopak mata bagian atas tidak dapat membuka sepenuhnya sehingga kelopak turun sebab otot kelopak mata lemah. Untuk menanggulangi Ptosis dilakukan dengan pembedahan.

·         Infeksi Mata

Infeksi pada mata yang sering kita jumpai adalah penyakit mata merah. penyakit ini bisa disebabkan oleh bibit penyakit, seperti visrus, jamur, kuman,  parasit. atau karena alergi sesuatu, bisa dari luar tubuh seperti zat kimia atau dari dalam seperti penyakit TBC dan Penyakit kelenjar getah bening. Infeksi mata bisa diobati dengan obat tetes mata.

·         Kekurangan Vitamin A

kekurangan vitamin A adalah hal yang mendasar dari penyakit mata. Akibat yang ditimbulkan rabun senja, mata menjadi kering, kornea mata menjadi rusak. solusi hanya satu yaitu konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A seperti susu, ikan, sayur hijau.



DAFTAR PUSTAKA



Eliza. 2000. Penuntun Kesehatan dan Gizi Anak TK. Padang: UNP

Nurhafizah. 2012. Bahan Ajar Antropobiologi. Padang: UNP

Santrock, John W..2011. Masa Perkembangan Anak. Jakarta:Salemba Humanika.

Santoso, Soegeng dan Anne Lies Ranti. 2009. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.

Siswanto, Hadi. 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogykarta : Pustaka Rihama.

Varney, Helen., Kriebs, Jan M., & Gegor, Carolyn L. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.



http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi/  diakses pada 30 maret 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar