Sabtu, 20 Desember 2014

Kesukaran dalam Pembelajaran



A.    Kesukaran-Kesukaran Dalam Pendidikan Dan Pembelajaran
Menurut KBBI (2008: 1349), Kesukaran berarti hal atau keadaan dan sebagainya yang sukar; kesulitan; kesusahan.
Menurut Tjetje Jusuf(1986: 19-91), Ada beberapa kesukaran-kesukaran dalam pendidikan yang sering kita hadapi, yaitu:
1.      Ketidakpatuhan, yaitu suatu perbuatan yang dilakukan seorang anak yang menurut pikirannya akan menguntungkan dirinya, apabila dilarang maka pastilah akan memupuk ketidakpatuhan.
2.      Bandel atau keras kepala, yaitu bentuk ketidakpatuhan yang sangat keras.
Bohong, yaitumengatakansesuatu yang tidakbenaruntukmencapaitujuan tertentu.
3.      Pura-pura, lain di mulut lain pula di hati.
4.      Bolos, yaitusuatu bentuk perbuatan untuk melalaikan kewajinban.
5.      Nyontek
Sedangkan kesukaran dalam pembelajaran secaragaris besar di bagiatas 2, yaitu:
a.       Kesukaran yang berhubungan dengan perkembangan, diantaranya:
·         Gangguan motorik dan persepsi
·         Kesulitan belajar bahasa dan komunikasi
·         Kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial
b.      Kesukaran belajar akademik, menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan diantaranya penguasaan terhadap keterampilan membaca, menulis, dan atau matematika.

B.     Penyebab Terjadinya Kesukaran Dalam Pendidikan dan Pembelajaran
Menurut Aliasar (2008: 100-141) penyebab kesukaran dalam pendidikan dan pembelajaran
Itu adalah:
1.      Keras hati, disebabkan oleh:
·         Karena pembawaan anak
·         Karena keadaan badan yang terganggu
·         Karena perkembangan rohani anak
·         Karena kesalahan-kesalahan dalam pendidikan
2.      Keras kepala, dapat disebabkan oleh:
·         Karena terlalu dimanjakan
·         Karena iri hati terhadap adik yang baru lahir
·         Tindakan pendidik
·         Tindakan yang keras dan kasar atau tidak menaruh kasih sayang
·         Perasaan takut dan perasaan harga diri kurang
·         Tidak dapat memecahkan soal yang sulit dalam pelajaran di sekolah atau dalam permainannya.
·         Pura-purakeraskepala
3.      Anak yang manja, dapa tjuga disebabkan oleh:
·         Anak tunggal
·         Anak sulung adiknya belum lahir
·         Anak bungsu
·         Anak yang termanis atau terpandai di antara saudara-saudaranya
·         Anak yang sering sakit
·         Anak yang cacat
·         Seorang anak laki-laki yang bersaudarakan perempuan saja, atau sebaliknya
·         Anak yang di asuh oleh neneknya
·         Anak angkat
4.      Anak yang penakut, disebabkan oleh:
·    Ada hal aneh yang selama ini belum pernah di kenalnya
·    Sesuatu yang telah dikenalnya bercampur dengan hal yang masih asing sekali dan tak masuk  akal  oleh mereka
·    Terpsah dari orang yang disayangi atau dikenalnya
·    Pengaruh-pengaruh salah dari orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar darinya
·    Kesulitan-kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
5.      Bohong, dapat pula disebabkan oleh:
·         Pengamatannya yang belum sempurna
·         Dayaingat yang belum sempurna
·         Fantasi yang sangat kuat
·         Takut
·         Untuk melindungi orang lain
·         Untuk kepentingan diri sendiri
·         Kurang harga diri
6.      Agresi, karena:
·         Kecewa karena maksudnya di halang-halangi
·         Iri hati
·         Kebebasannya sangat dibatasi
·         Perintah dari seseorang yang menjengkelkan
·         Tersinggung perasaan dan kehormatannya
·         Dihina orang lain,dsb.
7.      Frustasi, disebabkanoleh:
·         Rintangan-rintangan yang bukan manusia
·         Rintangan-rintangan yang disebabkan orang lain
·         Pertentangan anatara motif-motif positif yang terdapat dalam diri orang itu
·         Pertentangan antara motif positif dan motif negatif yang terdapat dalam diri orang itu.
Selain itu kesukaran di dalam pendidikan lainnya adalah:
1.      Kesukaran daari anak
-          Anakyang tidak mood dalam belajar
-          anak yang kurang sehat
-          anak yang memiliki sifat sombong atau pendiam
-          adanya anak berkebutuhan khusus
2.      kesukaran dari sekolah
-          gedung tidak milik sekolah
-          pendisplayan permainan sempit
-          tempat dekata lalu lintas ramai dan berisik
3.      kesukaran dari guru
-          banyak guru yang belum berpengalaman
-          gaji yang kurang
-          jam kerja terlalu full
4.      kesukaran dari orang tua
-          orangtua tidak satu bahasa dengan guru
-          orang tua lebih mengutamakan hasil daripada proses
-          orang tua hanya menuntut pendidikan dari sekolah, sedangkan di rumah tidak.
5.      kesukaran dari masyarakat
masyarakat yang menuntut bahwa anak yanag tamat TK itu harus bisa membaca, menulis, dan berhitung.

C.    Praktik Pendidikan Saat Ini dan Yang Seharusnya
Praktikpendidikansaatinipadaunmumnyamasihjauhdari yang di harapkan.Banyak hal baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi dan menentukan kemajuan pendidikan kita. Berikut adalah  25 kesalahan fatal yang harus kita renungkan:
  1. Tidak melibatkan wahyu dalam basis filosofisnya (Jauh dari nilai Ketuhanan), hanya mengandalkan otak dan nilai progmatisnya.
  2. Terjadi Kesalahan fatal dalam memandang manusia. Manusia hanya dipandang sebagai “robot”. Kurang perhatian terhadap unsur ruhaniyahnya.
  3. Memandang rendah profesi guru di banding yang lainnya, dan menjadikan profesi guru sebagai kerja sambilan daripada tidak bekerja. Padahal profesi guru adalah profesi yang paling mulia.
  4. Menyimpang dari hakikat pendidikan yaitu pembentukan keyakinan dan akhlaq. Sementara pendidika saat ini hanya menekankan dan berlebihan dalam membentuk otak kiri (berlebihan dalam kognitif saja).
  5. Terdistorsi menjadi pengajaran klasikal, padahal hakikat pengajaran adalah face to face, jika ada seratus orang yang akan diajar maka minimal ada seratus desain watak orang.
  6. Sibuk berurusan dengan kulit dan meninggalkan isi.
  7. Tidak melihat pndidikan sendiri sewbagai tumpuan perubahan, sebaliknya cenderung mengharapkan perubahan dari bidang lain. Padahal pendidikan bukan segalanya, namun segalanya berawal dari pendidikan.
  8. Hanya senang bergumul dengan soal-soal jangka pendek, kurang telaten mengurusi agenda jangka panjang.
  9. Sering berpikir linier, kurang memahami pola spectrum dalam berpikir.
  10. Senang membuat kehebatan fisik, kurang pandai membangun kehebatan pengelol fisik (SDM).
  11. Sangat pandai melihat kesalahan orang lain, kurang suka melakukan introspeksi.
  12. Senang membuat dan menawarkan program revolusioner, namun tidak pandai membangun infrastruktur revolusi.
  13. Sangat pandai membongkar, agak bodoh dalam bongkar pasang.
  14. Sangat gegabah merumuskan program strategis dan kurang sabar pada hakikat perjuangan yaitu waktu yang panjang dan jalan yang terjal.
  15. Hanya gagap gempita di wilayah teknis, sangat sunyi pada wilayah strategis
  16. Senang memberikan ikan, lupa memberikan kail dan penggunaanya pada anak didik.
  17. Suka melakukan pengajaran, kurang pandai melakukan pendidikan.
  18. Sukses memberikan rapor dan ijazah (angka dan label), kurang (bahkan tidak sukses) memberikan ilmu.
  19. Sering menjadikan anak didik sebagai objek saja, jarang memperlakukannya sebagai subjek.
  20. Menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar dan sumber kebenaran, bukan sebagai penyampai kebenaran dan salah satu sumber kebenaran.
  21. Senang bermimpi masa depan, kurang pandai membangun bekal saat ini.
  22. Gemar membuat organisasi pendidikan kurang mampu membuat jaringan kader.
  23. Sangat suka membuat program kurang mampu mempertelakan agenda di dataran praktis.
  24. Senang bernostalgia dengan sejarah kejayaan masa silam, lupa menyerap dan mengambil pelajaran darinya.
  25. Bertumpu dan bergantung pada kekuatan makhluk, bukan pada kekuatan Allah SWT
Meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan pendidikan. Berbagai persoalan ini harus di tangani secara tepadu. Pemerintah masyarakat dan semuanya harus bekerja sama untuk meningkatkan mutu pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA

Aliasar, dkk. 2008. BahanAjarPedagogik. Padang: UNP
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Jusuf, Tjetje. 1986. Kesukaran-kesukarandalamPendidikandanPembelajaran. Jakarta: BalaiPustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar