A.
PENYAKIT-PENYAKIT KERACUNAN MAKANAN
Menurut
dr. Arlin Algerina, Sp.A , keracunan atau masuknya zat racun ke dalam tubuh
anak lebih sering terjadi di rumah atau lingkungan sekitar rumah. Prosesnya
bisa melalui saluran pencernaan, saluran napas, dan permukaan kulit atau mukosa
yang menimbulkan gejala klinis.
Keracunan
pada anak, sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan keracunan pada kalangan
dewasa. Hanya saja karena secara alamiah tingkat perkembangan fisik, kepribadian
dan emosi maupun fungsi organ-organ tubuh anak belum sematang orang dewasa,
akibat yang ditimbulkannya jadi berbeda. Selain itu, sistem dan fungsi
pertahanan tubuhnya belum sempurna. Tak heran keracunan yang terjadi pada anak
umumnya lebih fatal dibanding orang dewasa.
Menurut
Arlin ada beberapa faktor yang membuat anak mudah keracunan, yakni:
·
Anak usia 0 - 1,5 tahun masih dalam fase oral. Ia jadi cenderung ingin
memasukkan apa saja yang dipegangnya ke dalam mulut.
·
Anak belum mengetahui apa yang berbahaya bagi dirinya. Dia melakukan segala
sesuatu berdasarkan nalurinya saja.
·
Di masa golden age anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Itu
membuatnya tak bisa diam dan ingin meraih apa saja yang dilihatnya.
·
Sifat negativistik juga menonjol di usia ini. Ia cenderung tampil sebagai
pembangkang, selalu menentang perintah, dan melanggar larangan. Walaupun
berbahaya, peringatan orang tua diacuhkan.
Keracunan
makanan adalah penyakit
yang dihasilkan akibat dari penggunaan makanan yang tercemar, patogen bakteri,
virus, atau parasit yang mencemari makanan, dan juga kimia atau racun alami
seperti sebagai jamur.
Faktor
penyebabnya antara lain:
·
Makanan tersebut mengandung zat-zat kimia berbahaya yang bila ditelan dapat
membuat anak keracunan, seperti jengkol, jamur, dan singkong yang mengandung
zat cyanogenic unamarine yang dapat membahayakan tubuh.
·
Proses pengolahan dan penyimpanannya salah. Bisa juga karena sudah kedaluwarsa
sehingga makanan itu kini berubah menjadi racun.
·
Makanan yang dikonsumsi tercemar oleh zat beracun, baik yang disengaja semisal
pengawet, zat pewarna dan penyedap, maupun yang tidak disengaja karena makanan
tersebut ternyata mangandung kuman salmonella, staphylococcus dan kuman
lainnya.
Berikut
ini adalah gejala klinis keracunan makanan:
Mual,
perut terasa panas, pusing, lemah/lemas, sesak, serta pernapasan berlangsung
cepat dengan bau khas. Gejala lainnya adalah kejang, berkeringat, mata menonjol
dan midriasis (bola mata membesar). Mulut umumnya berbusa bercampur darah.
Sedangkan pada mereka yang berkulit putih, warna kulitnya menjadi merah bata
sementara warna kulit umumnya menjadi kebiru-biruan karena kekurangan oksigen.
Pertolongan
pertama bagi korban keracunan makanan, yaitu:
Buka
ruangan yang tertutup agar oksigen dapat dengan mudah dihirup anak. Jangan
mengerumuninya. Buka pakaian atau benda-benda yang dikenakan agar pori-porinya
mendapat oksigen.
Usahakan
zat beracun yang tertelan anak dapat segera dikeluarkan dengan cara
merangsangnya supaya muntah. Berikan zat antiracun. Untuk menghambat proses
kerja racun, berikan ia susu dan air kelapa muda. Namun, usaha ini hanya untuk
menghambat dan bukan untuk mengobati. Jadi, anak harus tetap dibawa ke dokter
untuk penanganan lebih lanjut.
Gejala
klinis keracunan makanan kedaluwarsa, yaitu:
Umumnya,
makanan kaleng yang rusak atau tercemar mengandung kuman Clostridium
botulinum yang berbahaya buat tubuh. Gejala klinisnya adalah mata kabur,
refleks cahaya menurun atau malah negatif, dan kelumpuhan otot-otot mata.
Gejala lainnya adalah kelumpuhan saraf-saraf otak yang bersifat simetrik, disartria
(kesulitan menelan), dysarthria (gangguan bicara), maupun kelumpuhan atau
general paralyse.
Pertolongan
pertama bagi korban keracunan makanan kedaluwarsa:
Kurang
lebih sama dengan penanganan keracunan singkong. Namun karena kuman sangat
cepat menyerang organ-organ tubuh, penanganannya relatif sulit dilakukan awam.
Bawalah segera ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
B. ENERGI-ENERGI
DI DALAM MAKANAN
1. Energi
yang terdapat didalam makanan
Pada saat respirasi berlangsung di
dalam se tubuh, terjadi pembakaran atau oksidasi biologi. Oksidasi biologi
adalah reaksi antara makanan dengan oksigen. Oksidasi menghasilkan energi.
Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh antara lain karbohidrat, lemak,
protein, vitamin,dan mineral.
1. Karbohidrat
sebagai Sumber Energi
Merupakan sumber energi utama dan sumber
panas yang diperlukan oleh sistem tubuh dalam jumlah yang banyak. 1 gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
2. Lemak
sebagai Sumber Energi
Terdiri dari unsur C (carbon), dan O
(oksigen) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu
seperti petroleum benzene, ether. 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
Lemak didalam jaringan tubuh manusia dianggap tidak aktif dan tidak ikut
didalam proses meatbolisme dalam tubuh sehari-hari. Jaringan lemak berfungsi
sebagai simpanan atau cadangan energi dan diproses dalam metabolisme tubuh bila
tubuh kekurangan energi.
3. Protein
sebagai Sumber Energi
Protein
merupakan sumber energi yang ketiga. 1 gram protein menghasilkan 4 kalori.
Protein penting bagi tubuh , karena protein dapat digunakan sebagai antibodi
untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dari bakteri dan kuman-kuman. Protein
berfungsi sebagai pembangun sel jaringan tubuh, mengganti sel-sel tubuh yang
mati dan rusak, membuat enzim, darah dan menjaga keseimbangan asam dan basa.
Protein juga sebagai pemberi kalori.
C. KEKURANGAN
MIKRONUTRIEN
Akibat
kekurangan mikronutrien pada anak:
Kekurangan Vitamin A
·
Gangguan penglihatan buta ayam
·
Hambatan pertumbuhan
·
Turunnya kualitas kulit dan rambut
·
Gangguan pernafasan
·
Menurunnya daya tahan tubuh
·
Diare dan komplikasi campak
Kekurangan
Vitamin B1
·
Beri-beri basah dan kering
·
Kekurangan energi otot jantung
·
Kurang nafsu makan
·
Gangguan absorbsi
·
Sakit pada bagian abdomen
·
Keletihan, lemah badan, hilang selera makan
·
Kegelisahan, gangguan tidur.
·
Hilangnya kontrol saraf
Kekurangan
vitamin B6
·
Kejang dan anemia
·
Kulit bersisik
·
Gatal-gatal
·
Terganggunya pertumbuhan gigi
·
Sawan
Kekurangan
vitamin B9
·
Mengalami gangguan kontrol buang air besar dan buang air kecil
·
Tidak bisa berjalan tegak
·
Emosi yang tinggi
Kekurangan
vitamin B12
·
Anemia
·
Menurunkan daya ingat
·
Menimbulkan gangguan pendengaran
·
Hilang nafsu makan
·
Refleks menurun
·
Menyebabkan kebodohan
Kekurangan
vitamin C
·
Bibir pecah-pecah
·
Anemia
·
Gusi berdarah
·
Mudah lelah
Kekurangan
vitamin D
·
Bisa memiliki kelainan tulang. Kaki O atau kaki X
·
Terlambat berjalan
·
Terhambatnya pertumbuhan
·
Lemah sendi
Kekurangan
vitamin E
·
Rambut rontok
·
Anemia
·
Menekan produksi antibodi
·
Reflek menurun
·
Penurunan daya serap usus
·
Sulit berjalan
·
Kelemahan otot
Kekurangan
vitamin K
·
Perdarahan
Kekurangan Fe
·
Anemia
·
Gangguan perkembangan motorik
·
Gangguan tingkah laku
·
Gangguan fungsi berfikir kognitif
·
Menurunkan daya konsentrasi dan kekebalan tubuh
Kekurangan iodium
·
Terjadi kretinisme
·
Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
·
Pembesaran kelenjar tiroid.
Kekurangan Cu
·
Penurunan jumlah sel darah merah (anemia)
·
Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
·
Penurunan jumlah sel darah putih yang disebut neutrofil (neutropenia)
·
Penurunan jumlah kalsium dalam tulang (osteoporosis).
Kekurangan
mineral Cr
·
Kekurangan krom karena makanan jarang terjadi baik pada ibu hamil, bayi, anak,
remaja, dan dewasa. Oleh karena itu AKG untuk krom belum ditentukan. Tetapi
defisiensi krom pada remaja, dewasa dan ibu hamil diduga dapat menyebabkan
sindroma mirip diabetes.
Kekurangan Se
·
kerusakan jantung dan otot
·
memperlambat mental
Kekurangan flour
·
Gigi berlubang dan kerusakan gigi
·
Keropos tulang
D. PENGARUH GIZI DAN
STIMULASI TERHADAP TUMBUH KEMBANG OTAK DAN KECERDASAN ANAK
Kecerdasan,
keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, tentu saja harus
memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan
bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas
itulah, balita selayaknya mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang,
terutama untuk perkembangan otaknya.
Di
dunia banyak sekali aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan
otak, namun ada beberapa yang paling penting. Di antaranya adalah kelompok asam
lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng
(Zn).
·
Asam lemak tak jenuh
Asam
lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan
diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang
termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:
-
DHA (asam dokosaheksaenoat) atau yang kita kenal sebagai omega-3
Asam
lemak omega-3 berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan
penglihatan. Kekurangan omega-3 bisa mengganggu perkembangan sistem saraf.
Akibatnya, mungkin saja terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya
ingat, mental, dan penglihatan.
-
AA (asam arakidonat) atau omega-6
Asam
lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon,
yaitu bertugas sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf
lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.
Kedua
asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak
ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan
minyak bunga matahari.
·
Kalori dan protein
Kekurangan
kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan
mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses
metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf
baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam,
ikan, telur, serta susu dan produk olahannya. Juga minyak ikan, tempe, tahu,
dan kedelai.
·
Zat besi
Zat
besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana ia
mengangkut dan membagikan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ia juga
berperan dalam pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang.
Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam
tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan
sayuran berwarna hijau tua.
·
Kelompok vitamin B
Berbagai
jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1,
B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat,
B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses
pembentukan sel darah merah, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan
karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia
yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang
belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama
zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin
B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa
lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
·
Seng (Zn)
Seng
berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain
itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk
otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak
dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam,
seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
sumber bacaan:
Eliza,
Delfi. 2000. Penuntun
Kesehatan Dan Gizi Anak TK. Padang: UNP.
Siswanto,
Hadi. 2010. Pendidikan
Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Rihana.
http://id.wikipedia.org/wiki/Keracunan_makanan