Jumat, 28 November 2014

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

      Semakin banyak negara menyadari bahwa pendidikan yang berkualitas tidak semata sebagai pemenuhan hak warga negara saja, namun juga sebagai investasi masa depan. Semakin baik pendidikannya, maka akan semakin baik sumber daya manusianya. Akan semakin tinggi pula daya saing negara yang bersangkutan. Atas dasar pemikiran ini, semakin banyak negara berlomba-lomba menyelenggarakan pendidikan terbaik untuk warga negaranya. Tidak hanya untuk pendidikan dasar (setingkat SD, SMP dan SMA) dan perguruan tinggi, namun juga pendidikan di usia dini (Playgoup dan Taman Kanak-kanak/TK).

      Para ahli psikologi menyatakan bahwa masa usia dini (0-4 tahun) merupakan periode keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak. Pada usia ini, anak-anak mengalami lompatan kemajuan luar biasa baik secara fisiologis, psikis maupun sosialnya, sehingga mereka sangat potensial untuk belajar apa saja. Pada masa ini pula tidak kurang dari 100 miliar sel otak siap untuk distimulasi agar kecerdasan seseorang dapat berkembang secara optimal di kemudian hari.

      Menurut Dr Benyamin S Bloom dalam Stability and Change in Human Characteristics, sekitar 50% potensi inteligensi anak sudah terbentuk pada usia 4 tahun dan mencapai 80% saat berusia 8 tahun dari total kecerdasan yang akan dicapai pada usia 18 tahun. Berbagai penelitian ilmiah juga menunjukkan bahwa usia 4 tahun pertama merupakan masa-masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak dibandingkan masa-masa sesudahnya. Artinya, jika pada usia tersebut anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka potensi tumbuh kembang anak tidak akan teraktualisasikan secara optimal (Sutaryati, 2006:10). Sementara menurut Hibana S.Rahman (2005:5), anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, kerja dan produktivitas. Pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

      Pentingnya pendidikan sejak usia dini (pendidikan anak usia dini/PAUD) semakin mendapat perhatian besar dari pemerintah di banyak negara. Di Malaysia misalnya, partisipasi PAUD telah mencapai 70%. Di Singapura, konon penguasaan bahasa Cina dan Inggris sudah dapat diselesaikan di tingkat TK. Lee Kuan Yew, seorang filosofi sekaligus mantan orang nomor satu di Singapura, di awal perpisahan Singapura dan Malaysia, melakukan pemberdayaan sumber daya manusia dengan membuka 350 TK. Yang diajarkan adalah karakter, bagaimana kebersihan, disiplin. Social engineering. Tak sampai satu generasi di tahun 1970-an, Singapura sudah menjadi negara yang tertib, tempat yang menyenangkan dan menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Kini, Singapura menjadi salah satu negara termaju dan paling tidak korup di Asia dengan SDM yang sangat kompetitif.

    Sementara itu di Amerika Serikat, sejak TK anak-anak telah diberi pendidikan mengenai entrepreneurship atau kewirausahaan. Tak hanya sampai di sini, sejumlah negara juga mengeluarkan kebijakan guna mendukung pendidikan yang optimal bagi generasi mudanya bahkan sejak dalam kandungan dan usia 0 tahun. Seperti tunjangan bagi ibu hamil dan menyusui agar anak-anak yang dikandung dan disusui tidak kekurangan gizi. Ada pula negara yang memberi subsidi kepada wanita karier yang mau mengambil cuti lebih lama agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif. Semua kebijakan itu tidak lain bertujuan agar pendidikan bagi generasi penerus bangsa semakin optimal.



sumber :
 Handayani, Ririn. 2010. http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/22/ketika-negara-negara-maju-berlomba-lomba-memajukan-sistem-pendidikannya-bagaimana-dengan-indonesia-124257.html