Jumat, 05 Desember 2014

Pendidikan Anak Usia Dini di Jepang

         
Kita tentu mengenal dan mengakui banyak inovasi yang lahir dari negeri matahari terbit tersebut. Hal tersebut tidak terlepas dari sistem pendidikan yang berlaku. Seperti apakah cara belajar anak-anak prasekolah di sana?

          Sama halnya dengan Indonesia, Jepang menganut sistem sekolah 6-3-3-4 atau “jalur tunggal”, yang telah dimulai sejak pasca Perang Dunia II. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan pendidikan yang setara bagi setiap warga negara untuk bersekolah dasar, menengah, dan pendidikan tinggi tanpa diskriminasi dan sesuai dengan kemampuannya. Sistem 6-3-3-4 maksudnya adalah wajib belajar 6 tahun di sekolah dasar (syougakkou) dan 3 tahun di SMP (chuugakkou), kemudian diikuti oleh 3 tahun SMA dan 4 tahun di universitas. Dua yang terakhir tidak diwajibkan. Tidak ada ujian nasional untuk siswa lulus dari sekolah dasar, atau ujian masuk untuk masuk SMP. Sumber: www.sekolahku.info.
 

- Disiplin.  Disiplin tidak perlu diterapkan dengan kekerasan. Bahkan guru prasekolah di Jepang tidak pernah menghukum murid. Jika ada anak yang bertengkar, guru akan memanggil beberapa anak lain untuk melerai.
- Ruang Terbuka. Anak-anak sangat menyukai ruang terbuka. Banyak yang bisa dieksplor di sana. Di Jepang, bahkan dilingkungan yang padat sekalipun, di mana ada gedung sekolah, mesti ada ruang terbuka.
- Tata Krama. Tata krama merupakan budaya timur yang harus selalu dijaga dan diajarkan kepada anak sejak dini, baik di rumah ataupun di sekolah. Anak-anak prasekolah di Jepang juga diajarkan tata krama dimulai dari ucapan “Selamat pagi” dan “Sampai jumpa” kepada guru dan teman-temannya setiap hari.
Perayaan. Prasekolah di Jepang memiliki sejumlah festival dan acara untuk anak-anak. Salah satu acara yang cukup unik adalah market day. Anak-anak yang lebih dewasa akan berperan sebagai pedagang, dan yang lebih muda menjadi pembeli.
- Kotak Makanan. Anak-anak membawa kotak bento untuk makan siang. Makanan dikemas oleh orang tua dalam kotak plastik yang memiliki sekat untuk memisahkan nasi, ikan, dan sayuran. Agar lebih menarik, orang tua mereka mengemas tampilan secantik mungkin, seperti bentuk hewan atau kereta api, dan lain-lain.
- Ketua Kelas. Di Jepang, setiap anak akan bergantian memimpin kelas. Mengabsen, memberi aba-aba menyanyikan lagu, dan membagikan informasi.


sumber :
 Handayani, Ririn. 2010. http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/22/ketika-negara-negara-maju-berlomba-lomba-memajukan-sistem-pendidikannya-bagaimana-dengan-indonesia-124257.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar