Kita tentu mengenal dan mengakui banyak inovasi yang lahir dari negeri matahari terbit tersebut. Hal tersebut tidak terlepas dari sistem pendidikan yang berlaku. Seperti apakah cara belajar anak-anak prasekolah di sana?
Sama halnya dengan Indonesia, Jepang menganut
sistem sekolah 6-3-3-4 atau “jalur tunggal”, yang telah dimulai sejak pasca
Perang Dunia II. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan pendidikan yang
setara bagi setiap warga negara untuk bersekolah dasar, menengah, dan
pendidikan tinggi tanpa diskriminasi dan sesuai dengan kemampuannya. Sistem
6-3-3-4 maksudnya adalah wajib belajar 6 tahun di sekolah dasar (syougakkou)
dan 3 tahun di SMP (chuugakkou), kemudian diikuti oleh 3 tahun SMA dan 4 tahun
di universitas. Dua yang terakhir tidak diwajibkan. Tidak ada ujian nasional
untuk siswa lulus dari sekolah dasar, atau ujian masuk untuk masuk SMP. Sumber:
www.sekolahku.info.
- Disiplin. Disiplin tidak
perlu diterapkan dengan kekerasan. Bahkan guru prasekolah di Jepang tidak
pernah menghukum murid. Jika ada anak yang bertengkar, guru akan memanggil
beberapa anak lain untuk melerai.
- Ruang Terbuka. Anak-anak sangat
menyukai ruang terbuka. Banyak yang bisa dieksplor di sana. Di Jepang, bahkan
dilingkungan yang padat sekalipun, di mana ada gedung sekolah, mesti ada ruang
terbuka.
- Tata Krama. Tata krama merupakan
budaya timur yang harus selalu dijaga dan diajarkan kepada anak sejak dini,
baik di rumah ataupun di sekolah. Anak-anak prasekolah di Jepang juga diajarkan
tata krama dimulai dari ucapan “Selamat pagi” dan “Sampai jumpa” kepada guru
dan teman-temannya setiap hari.
– Perayaan. Prasekolah di Jepang
memiliki sejumlah festival dan acara untuk anak-anak. Salah satu acara yang
cukup unik adalah market day. Anak-anak yang lebih dewasa akan berperan
sebagai pedagang, dan yang lebih muda menjadi pembeli.
- Kotak Makanan. Anak-anak membawa
kotak bento untuk makan siang. Makanan dikemas oleh orang tua dalam kotak
plastik yang memiliki sekat untuk memisahkan nasi, ikan, dan sayuran. Agar
lebih menarik, orang tua mereka mengemas tampilan secantik mungkin, seperti
bentuk hewan atau kereta api, dan lain-lain.
- Ketua Kelas. Di Jepang, setiap
anak akan bergantian memimpin kelas. Mengabsen, memberi aba-aba menyanyikan
lagu, dan membagikan informasi.
sumber :
Yulianto, Tito. 2014. http://www.titoyulianto.com/pendidikan-anak-usia-dini/
Handayani, Ririn. 2010.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/22/ketika-negara-negara-maju-berlomba-lomba-memajukan-sistem-pendidikannya-bagaimana-dengan-indonesia-124257.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar